Depok, jarinusa.id – Upaya menekan angka kematian ibu dan bayi kembali mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Depok. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Khidmat Sehat Afiat (KiSA) menggagas sebuah inovasi bernama Depok Sigap Tangani Kegawatdaruratan Maternal Neonatal (Desimal). Program ini diresmikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati, pada Rabu (3/9/2025).
Menurut Mary, inovasi Desimal diharapkan mampu memperkuat jejaring antara Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan rumah sakit rujukan. Tidak hanya puskesmas, namun juga klinik-klinik yang memberikan pelayanan persalinan di Kota Depok. “Dengan adanya Desimal, harapannya tidak ada lagi keterlambatan penanganan baik di faskes pertama maupun faskes rujukan,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa kasus kematian ibu dan bayi masih menjadi pekerjaan rumah besar di Depok. Penyebab utama kematian ibu di antaranya perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, serta penyakit jantung dan pembuluh darah. Sedangkan kematian bayi salah satunya dipicu oleh berat badan lahir rendah (BBLR).
“Kasus kematian ibu dan bayi menunjukkan tren peningkatan. Karena itu, diperlukan komitmen bersama lintas sektor agar angka ini bisa ditekan,” kata Mary. Menurutnya, program Desimal menjadi momentum penting dalam meneguhkan langkah kolektif seluruh pihak.
Data Dinas Kesehatan Kota Depok menunjukkan angka kematian ibu sempat berfluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2021 tercatat 155 per 100 ribu kelahiran hidup, turun tajam pada 2022 menjadi 56. Namun, angka tersebut kembali naik menjadi 66 pada 2023, dan meningkat lagi pada 2024 dengan catatan 88 per 100 ribu kelahiran hidup.
Kondisi serupa juga terlihat pada kasus kematian bayi. Jika pada 2021 angka kematian bayi tercatat 1,39 per seribu kelahiran hidup, maka pada 2022 naik menjadi 2,69. Tahun 2023 kembali meningkat menjadi 3,59, dan melonjak drastis pada 2024 dengan catatan 7,15 per seribu kelahiran hidup.
Mary menambahkan, meskipun jumlah kasus kematian ibu dari sisi absolut turun dari 29 kasus pada 2023 menjadi 28 kasus pada 2024, namun rasio kematian justru mengalami kenaikan. Hal ini memperlihatkan bahwa upaya pencegahan masih harus diperkuat di berbagai lini.
Lebih lanjut, Mary mengungkapkan beberapa kendala yang masih dihadapi. Antara lain terbatasnya jejaring rumah sakit dengan kemampuan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), minimnya ketersediaan ventilator di ruang ICU maupun NICU, serta belum adanya layanan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) 119 khusus maternal neonatal di Depok.
Ia berharap, inovasi Desimal dapat menjadi jawaban awal untuk memperbaiki sistem rujukan dan respons cepat terhadap kasus kegawatdaruratan ibu dan bayi. Dengan jejaring yang solid, keterlambatan penanganan diharapkan bisa diminimalisasi.
“Ini bukan hanya soal program, tetapi soal nyawa ibu dan bayi. Kami ingin semua pihak memiliki kepedulian yang sama agar Depok bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi secara signifikan,” pungkas Mary.
[Aden]