Home / Lensa / Dewan Etik SWI: Wartawan Harus Jadi Pelopor, Bukan Pengekor

Dewan Etik SWI: Wartawan Harus Jadi Pelopor, Bukan Pengekor

Depok, jarinusa.id – Dewan Etik Sekber Wartawan Indonesia (SWI), Eddie Karsito, menegaskan bahwa profesi wartawan adalah pekerjaan mulia yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia mengingatkan, wartawan jangan hanya sebatas menjadi “tukang membuat berita”, melainkan harus berperan sebagai intelektual, cendekiawan, hingga pemimpin opini di tengah masyarakat.

“Sedih saya kalau wartawan hanya dipandang sebagai tukang membuat berita. Wartawan itu sejajar dengan ulama, cendekiawan, seniman, dan pemimpin. Dimanapun ia berada, wartawan harus bisa menyesuaikan diri,” kata Eddie dalam sebuah forum bersama anggota SWI, di Depok Jum’at (03/10/2025).

Menurutnya, wartawan memiliki peran strategis dalam membangun kemitraan dengan semua kalangan. Baik saat berbicara dengan rakyat kecil, seperti tukang becak, maupun ketika berdialog dengan presiden. “Wartawan harus mampu berbicara menggunakan bahasa masyarakat, tapi juga bisa memberi masukan tentang isu-isu nasional,” jelasnya.

Eddie juga menekankan pentingnya menjaga integritas dan profesionalitas dalam dunia pers. Ia meminta agar para wartawan, khususnya yang tergabung dalam SWI, tidak terjebak pada hal-hal yang bersifat pragmatis.

“Jangan sampai kita hanya ribut soal uang ratusan ribu rupiah atau sekadar jadi promosi lembaga tertentu. Wartawan itu harus berwibawa, profesional, dan punya kapasitas. Jadilah pelopor, bukan pengekor,” tegasnya.

Lebih jauh, ia mendorong agar SWI memperkuat konsolidasi ke daerah. Hal ini, menurutnya, bisa menjadi langkah penting dalam mempersiapkan diri menghadapi dinamika di Dewan Pers serta memperbesar peran organisasi wartawan di Indonesia.

“SWI tidak boleh hanya jadi tameng lembaga. Justru personalitas dan integritas kita yang harus ditonjolkan. Dengan begitu, SWI akan dihargai dan diperhitungkan,” tutupnya.

[Aden]

Loading

Tag:

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!